Wednesday, November 20, 2013

Batik Jambi

Motif Batik Jambi

Seperti halnya daerah lain di Indonesia yang memiliki kain khas, kota Jambi juga mempunyai kekayaan tekstil yang begitu indah berupa kain Batik Jambi. Tak bisa dipastikan kapan tepatnya Batik Jambi ditemukan. Pada masa Kesultanan Melayu Jambi, Batik Jambi sudah dibuat dengan motif khas fauna dan flora untuk keperluan keluarga dan lingkungan Kesultanan. Saat itu, perdagangan dan produksi Batik Jambi masih terbatas. Batik Jambi merupakan hasil kerajinan yang tidak dapat dimiliki sembarang orang dan hanya dimiliki masyarakat yang mempunyai tingkat kehidupan sosial tinggi, misalnya kerabat kesultanan atau kaum bangsawan. Dengan berakhirnya Pemerintahan Kesultanan Jambi, produksi Batik Jambi menurun secara drastis.

Pembinaan dan pengembangan Batik Jambi dilakukan kembali secara insentif dan massal pada pembangunan Orba (Orde Baru). Tahun 1980-an, Batik Jambi masih banyak menggunakan warna khas Jambi, namun tahun 1990-an yang digunakan adalah warna-warna Pekalongan dan Cirebonan. Saat ini Batik Jambi kembali ke warna aslinya yang cerah dan berkarakter khas.

Jika dilihat dari segi geografis dan historis, Jambi merupakan daerah yang strategis dan merupakan jarak yang terpendek dalam hubungan dengan Tiongkok dan Selat Malaka. Jambi juga menjadi salah satu pusat perdagangan di Nusantara. Pedagang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Hubungan dagang ini turut mempengaruhi dalam bidang kebudayaan, termasuk motif Batik Jambi. Pengaruh kebudayaan Arab terlihat pada ragam hias kaligrafi serta pengaruh Cina lebih banyak pada bagian rumpal atau pinggiran kain.
Penggambaran motif Batik Jambi merupakan representasi watak dan karakter masyarakat Melayu Jambi dengan tipikalnya yang sederhana, egaliter dan terbuka terhadap hal-hal lain di luarnya, walau cenderung lamban merespon perubahan. Tiap motifnya memiliki makna dan filosofi tertentu. Motif utama pada Batik Jambi sangat sederhana, tidak rumit dan cenderung konvensional. Mencirikan watak asli masyarakat Melayu Jambi. Jika ada motif Batik Jambi yang rumit dan detailnya kompleks, maka bisa jadi itu merupakan motif pengembangan baru yang muncul pada dekade 80-an. Beberapa daerah penghasil Batik Jambi diantaranya: Kota Jambi, Batanghari, Soralangun, Merangin, Tebo dan Bungo.

Seiring berjalannya waktu, motif yang dipakai oleh para raja dan keluarganya saat ini tidak dilarang digunakan oleh rakyat biasa. Keadaan ini menambah pesatnya permintaan akan kain batik sehingga berkembanglah industri kecil rumah tangga yang mengelola batik secara sederhana. Motif Batik Jambi saat ini telah mengalami modifikasi atau pengembangan sesuai dengan selera pasar.
Batik Jambi memiliki ciri khas yang unik dan eksotis. Baik dari segi warna maupun motifnya sediri. Sebagian besar pewarnaan batik Jambi diambil dari bahan-bahan alami yang ada di alam sekitar Jambi, yaitu campuran dari aneka ragam kayu dan tumbuh-tumbuhan, seperti getah kayu lambato, buah kayu bulian, daun pandan, kayu tinggi, kayu sepang, dan lain sebagainya.

Keunikan Batik Jambi terletak pada kesederhanaan bentuk motif dan pewarnaan yang khas, yaitu bentuk motif yang tidak berangkai (ceplok-ceplok) dan berdiri sendiri-sendiri. Pemberian nama pada motif batik Jambi, diberikan pada setiap satu bentuk motif, seperti Batang Hari, Bungo Pauh, Duren Pecah, Kapal Sanggat, Merak Ngeram, Tampok Manggis, Candi Muara Jambi, Kaca Piring, Puncung Rebung, Angso Duo Bersayap, dan lain sebagainya. Jadi bukan diberikan pada suatu rangkaian bentuk dari berbagai unsur atau elemen yang telah didesain sedemikian rupa yang telah menjadi satu kesatuan yang utuh kemudian baru diberi nama. Dalam penerapannya tentu saja tidak monoton terdiri dari satu bentuk motif saja. Sehelai kain biasanya diterapkan beberapa bentuk motif pokok, dan diisi atau didampingi dengan bentuk motif lainnya. Motif2 isian itu adalah motif tabor titik, motif tabor bengkok, motif belah ketupat dan bentuk motif-motif isian lainnya. Batik Jambi juga kaya dengan aneka motif dengan warna cerah sebagai simbol keceriaan dan keriangan masyarakat Jambi.

Berikut adalah motif-motif dari Batik Jambi :
1. Motif Angso Duo Bersayap



Motif Durian Pecah menggambarkan dua bagian kulit durian yang terbelah, tapi masih bertaut pada pangkal tangkainya. Dua belah kulit itu memiliki makna pada masing-masing bagiannya. Belahan pertama bermakna pondasi iman dan taqwa. Bagian satunya lagi lebih bernuansa ilmu pengetahuan dan tehnologi. Makna yang disimpulkan motif ini yaitu melaksanakan pekerjaan berlandaskan iman dan taqwa, serta ditopang oleh penguasaan ilmu pengetahuan dan tehnologi akan memberikan hasil yang baik bagi yang bersangkutan serta keluarga.
2. Motif Sungai Batanghari



Kearifan lokal yang berupa keadaan geografis, kebudayaan, kepercayaan dan hasil seni sangat mempengaruhi motif, sehingga Batik Jambi sarat dengan estetika dan filosofi. Secara umum motif Batik Jambi merupakan satu kesatuan dari elemen-elemen yang terdiri atas titik, garis, bentuk warna dan tekstur. Kesatuan elemen tersebut, mewujudkan keindahan melalaui pengulangan, pusat perhatian, keseimbangan dan kekontrasan yang mengandung kebudayaan setempat, opini dan nilai-nilai filosofis.

3. Motif Kaca Piring



Perendaman kain batik pada pewarna di dalam gentong dilakukan dalam waktu yang lama. Gentong yang sudah diberi air dan pewarna disimpan dalam ruangan tertutup. Ruangan harus benar-benar kedap cahaya. Pengrajin batik akan mencelup-celupkan kain di dalam air rendaman selama 24 jam. Ia harus mengulang proses tersebut keesokan harinya. Begitu seterusnya selama 6 bulan. Bahkan, ada yang melakukan proses ini selama setahun nonstop. Itu sebabnya, warna batik gentongan tahan sangat lama, bahkan hingga puluhan tahun.

Harganya? Jangan ditanya. Setelah melalui proses yang rumit dan memakan waktu lama, wajar saja kalau kain batik gentongan berharga jutaan rupiah. Batik gentongan berharga antara 2,5 juta hingga 5 juta rupiah bahkan lebih.

Batik gentongan memiliki ciri khas warna yang berani (colour full), pengerjaan yang halus, batik gentongan makin lama warnanya makin cemerlang meski kainnya telah rapuh dan memiliki aroma rempah-rempah karena perendaman. Motif-motifnya beragam, namun tidak dapat diketahui secara pasti apakah yang menjadi motif klasik batik gentongan. Seperti yang kebanyakan, motif kembang randu, burung hong, sik melaya, ola-ola dan banyak lagi.

Pada zaman dahulu, membatik menghabiskan waktu berbulan-bulan bahkan untuk batik gentongan bisa mencapai satu tahun proses hanya untuk sepotong batik. Hal ini karena motif yang sangat rumit dan detail. Luar biasa..... :). Dahulu batik menjadi pekerjaan perempuan di daerah itu untuk mengisi waktu luang menunggu suami mereka yang bekerja sebagai pelaut pergi ke daerah yang jauh, seperti ke pulau Kalimantan dan Sulawesi. Bagi perempuan Tanjungbumi, menunggu kedatangan suami merupakan saat-saat paling panjang dan menegangkan. Mereka selalu gelisah apakah suaminya bisa pulang kembali dengan selamat dan bisa membawa uang untuk menghidupi rumah tangganya. Untuk mengurangi rasa gelisah tersebut, akhirnya mereka mulai belajar membatik. Namun, hingga kini belum ada yang dapat memastikan kapan para istri itu mulai membatik. Selain itu masyarakat disana juga memiliki budaya, batik digunakan untuk simpanan. Yang diperlakukan sebagai emas atau tabungan. Atau disimpan untuk diserahkan kepada anak dan cucu, sebagai tanda kasih dan cinta ibu. Terutama bagi yang memiliki anak perawan, batik simpanan ini akan diberikan manakala mereka mulai berumah tangga. Batik menjadi salah satu sumber kekayaan dan kebanggaan mereka. Tak heran mereka melakukannya dengan sepenuh hati. Nilai ini semakin bergeser karena zaman, membatik bukan lagi sebagai tanda kasih dan cinta ibu, namun semata-mata untuk mencari uang. Nilai komersial ini menjadi salah satu sebab mengapa hasil penggarapan batik tidak lagi sebagus yang dahulu... sangat disayangkan yahhhh....L. Namun kegiatan yang dilakukan untuk membunuh waktu itu sekarang menjadi industri rakyat yang cukup besar.
4. Batik Bungo Keladi



Keladi merupakan sekelompok tumbuhan dari genus Caladium (suku talas-talasan, Araceae). Dalam bahasa sehari-hari keladi kerap juga dipakai untuk menyebut beberapa tumbuhan lain yang masih sekerabat namun tidak termasuk Caladium, seperti talas (Colocasia).

Keladi sejati jarang membentuk umbi yang membesar. Asal tumbuhan ini dari hutan Brazil namun sekarang tersebar ke berbagai penjuru dunia. Penciri yang paling khas dari keladi adalah bentuk daunnya yang seperti simbol hati/jantung. Daunnya biasanya licin dan mengandung lapisan lilin. Ukuran keladi tidak pernah lebih daripada 1m. Beberapa jenis dan hibridanya dipakai sebagai tanaman hias pekarangan.











Sekian ulasan tentang Batik Jambi! Terima kasih sudah mengunjungi blog kami!
-Salam Sprachklasse-

http://jambibatik.org/news/newsall/
http://www.motifbatik.web.id/makna-motif-batik-jambi.html

Batik Cirebon

Batik Cirebon


Sejarah batik Cirebon pada jaman dulu merupakan percampuran antara budaya dalam masyarakat dengan tradisi religius, yaitu pada jaman Sunan Gunung Jati pada abad 16 ketika menyebarkan ajaran Islam di Cirebon.
Menurut sejarahnya, awal mulanya berkembang nya batik cirebon yaitu dulunya berawal dari Pelabuhan Muara Jati (kini disebut Cirebon) dijadikan tempat persinggahan oleh para pedagang asing seperti dari, Arab, Tiongkok, India dan  Persia. Para pedagang tersebut ini akhirnya menciptakan percampuran beragam budaya dan menghasilkan banyak tradisi baru diantaranya adalah batik Cirebon.
Batik Trusmi misalnya adalah merupakan karya dari seorang pemuka agama Islam, yaitu bernama Ki Buyut Trusmi. Dulu pada mulanya Ki Buyut Trusmi bersama dengan Sunan Gunung Jati, menyebarkan Agama Islam khususnya di kawasan desa Trusmi. Mereka selain mengajarkan agama Islam, mereka juga mengajari ketrampilan membatik kepada penduduk setempat, hingga akhirnya kini kawasan Desa Trusmi ini dikenal dengan Kampung Batik.
 
Motif Batik Cirebon
Batik merupakan warisan busana Indonesia yang bisa kita temui di berbagai macam tempat atau daerah seluruh Nusantara, tak terkecuali daerah Cirebon. Batik Cirebon selalu mengalami perkembangan dari waktu ke waktu hingga bertahan sampai saat ini. Perkembangan batik Cirebon tersebut ditandai dengan penghagaan Upakarti pada tahun 2009 kepada salah satu kelompok yang dinilai berperan penting dalam pelestarian batik Cirebon.
 
Motif Batik  Cirebon Mega Mendung
 
Garis-garis awan dalam motif batik Cirebon sedikit banyak dipengaruhi oleh kebudayaan Cina. Akan tetapi meskipun sedikit di adaptasi dari kebudayaan Cina, namun batik Cirebon tersebut memiliki keunikan tersendiri dalam motif awan yang dilukis. Batik mega mendung pertama kali diciptakan oleh Pangeran Cakrabuana dan terus dilestarikan sampai saat ini hingga menjadi ciri khas kota Cirebon.
Motif Batik Cirebon Kupu-kupu
 
Sesuai dengan namanya, motif jenis ini melukiskan kupu-kupu pada seluruh bagian baju. Motif kupu-kupu biasanya menggambarkan keadaan riang dan ceria dengan paduan warna gradasi seperti hijau dan ungu.
Motif Batik Cirebon Burung Merak 
 
Batik Burung merak menonjolkan kesan elegan dengan balutan warna kuning emas untuk memperindah gambar burung Merak pada batik tersebut.
Motif Batik Cirebon Ikan Laut
 
Batik jenis ini adalah penggambaran dari hasil alam kota Cirebon yang sangat melimpah di daerah pesisir.
Motif Batik Cirebon Arjuna
 
Untuk menunjukkan identitas dan jati diri masyarakat Cirebon yang kaya akan khazanah Budaya, maka dibuatlah jenis batik dengan motif Arjuna dalam penggambaran batik.
Motif Batik Cirebon Paksi Liman
 
Batik jenis ini sangat kental dan dipengaruhi oleh budaya jaman Hindu dan Islam di Persia. Hal ini ditunjukkan dari adanya beberapa motif yang menggambarkan keadaan perang pada masa itu demi tujuan sebuah perdamaiaan.
Ciri-ciri batik cirebon adalah biasanya coraknya didominasi oleh warna, hitam, kuning dengan warna dasar krem. Sebagian lainnya juga berwarnabiru,  merah tua, hitam dengan warna dasar kain krem atau gading.
Perbedaan Batik Cirebon dengan batik lain
Batik Cirebon merupakan salah satu batik pesisir namun sedikit berbeda, karena dipengaruhi oleh karakter penduduk pesisir pantai utara pulau Jawa yaitu memiliki jiwa yang terbuka dan mudah untuk menerima pengaruh asing. Didaerah pelabuhan biasanya banyak pedagang asing yang singgah hingga akhirnya tercipta akulturasi melalui pernikahan dengan penduduk lokal. Batik Cirebon pesisir cenderung lebih banyak menerima pengaruh dari luar. Hal itu tampak jelas dari warna-warnanya yang lebih atraktif dan beraneka macam warna dan corak.
Motif batik Cirebon pada dasarnya dapat digolongkan menjadi lima jenis, yaitu:
1. Jenis Wadasan
2. Jenis Geometris
3. Jenis Pangkaan
4. Jenis Byur
5. Jenis Semarangan
1. Kelompok Jenis Wadasan, jenis ini ditandai dengan adanya beberapa ornamen dan benda-benda yang bersumber dari kraton Cirebon, termasuk ornamen Wadasan itu sendiri. Kelompok jenis ini biasanya disebut batik Keraton. Adapun nama-nama motif yang termasuk jenis Kratonan, diantaranya: Singa Payung, Naga Saba, Taman Arum, Mega Mendung, dll.
2. Jenis Geometris, jenis motif ini ditandai dengan proses pendisainannya selalu menggunakan alat bantu penggaris. Sebelum dibatik, kain harus diberi garis-garis terlebih dahulu. Yang termasuk ke dalam jenis ini adalah Motif Tambal Sewu, Liris, Kawung, Lengko-lengko, dll.
3. Jenis Pangkaan(Buqet), batik dengan motif pangkaan yaitu menampilkan pelukisan pohon atau rangkaian bunga-bungaan yang lengkap dengan ujung pangkalnya dan sering sekali dilengkapi burung atau kupu-kupu. Nama-nama motif ini diantaranya adalah Pring Sedapur, Kelapa Setundun, Soko Cina, Kembang Terompet, dll.
4. Jenis Byur, motif ini ditandai dengan penuhnya ornamen bunga-bungaan dan daun-daunan kecil yang mengelilingi ornamen pokok, sebagian contoh motif ini adalah : Karang Jahe, Mawar Sepasang, Dara Tarung, Banyak Angrum, dll.
5. Jenis Semarangan, motif ini menampilkan penataan secara ceplok-ceplok dengan ornamen yang sama atau motif ulang yang ditata agak renggang. Sebagian contoh motif ini adalah: motif Piring Selampad dan Kembang Kantil.
Sekian ulasan kami tentang Batik Cirebon! Terima kasih sudah mengunjungi blog kami!
-Salam Sprachklasse-
 

Batik Banten

Batik Banten
Batik Banten adalah salah satu batik dari Indonesia yang juga tidak kalah bersaing dengan batik-batik dari daerah Pekalongan.

Bedanya dengan batik-batik lain adalah, batik Banten biasanya berwarna abu-abu lembut yang melambangkan kesederhanaan orang Banten. Selain itu, motif yang dijadikan batik dalam batik Banten biasanya adalah bangunan-bangunan daerah dari Banten yang akhirnya menjadi landasan dari 75 ragam hias batik Banten hasil rekonstruksi Arkeologi Nasional. 75 ragam hias ini berikutnya dikukuhkan oleh pemerintah propinsi melalui Surat Keputusan Gubernur Banten nomor : 420/SK-RH/III/2003 tanggal 12 Maret 2003.

Ragam hias tersebut tidak hanya direkonstruksi berdasarkan rumah adat khas Banten, tetapi juga banyak artefak atau peninggalan Banten yang direkonstruksi dalam ragam hias ini. Hal ini lah yang akhirnya dijadikan landasan inspirasi dalam pembuatan Batik Banten.
Berikut adalah 3 perbedaan Batik Banten dengan batik lain di Indonesia:
  1. Motif Batiknya, pola dasar ragam hias berasal dari benda sejarah purbakala yang disebut Artefak Terwengkal hasil ekskavasi Arkeolog tahun 1976 di Banten.
  2. Warnanya, apapun warnanya batik banten cenderung warna abu-abu soff menunjukan karakter wong Banten, ciri-ciri dari sifat warna abu-abu soff antara lain : Cita-citanya, idenya, kemauannya, dan tempramennya cenderung tinggi namun pembawaan selalu sederhana serta kalem/ ayu atau cantik warna batiknya (pernyataan : Launching Batik Banten deskripsi 7 Professor) pada kenyataan alam yang menunjang untuk daerah Banten dikarenakan Airnya, sehingga menjadi ciri khasnya Batik Banten, menjadi ikon dengan slogan : "bukan orang banten kalau tidak minum air banten".
  3. Filosofi (Artinya) Nama Motif dan motif batik saling berkaitan dengan sejarah Banten. Nama motif berasal dari "Toponim desa-desa kuna, nama gelar bangsawan / sultan dan tata nama ruang di Kesultanan Banten".

Berikut ini adalah macam-macam motif Batik Banten:

Dataluya
Motif Datulaya. Datulaya  dalah nama tempat tinggal Sultan Maulana Hasanuddin / tata ruang keluarga di Kesultanan Banten.







Kaibonan Motif Kaibon. Kaibonan adalah nama sebuah bangunan pagar yang mengelilingi Keraton Istana Banten.






Kapurban Motif Kapurban. Kapurban adalah nama gelar yang diberikan kepada Pangeran Purba dalam penyebaran Agama Islam.





Kawangsan Motif Kawangsan. Kawangsan adalah nama gelar yang diberikan kepada Pangeran Wangsa dalam penyebaran Agama lslam.






Kesatriaan Motif Kesatriaan. Kesatriaan adalah nama Sebuah perkampungan tempat belajar Agama dipesantren dilingkungan Kesultanan Banten.






Langenmaita Motif Langenmaita. Langenmaita adalah nama tempat berlabuhnya kebahagiaan dalam mengarungi samudra cinta dengan kapal pesiar / dermaga.






Mandalikan Motif Mandalikan. Mandalikan adalah nama gelar yang diberikan kepada Pangeran Aria Mandalika dalam penyebaran Agama lslam.






Memoloan Motif Memoloan. Memoloan adalah nama sebuah kontruksi bangunan atap menara mesjid dan pendopo Kesultanan Banten.





Pamaranggen Motif Pamaranggen. Pamaranggen adalah nama tempat dimana para Pengrajin Keris dan asesoris keris dilingkungan Kesultanan Banten.






Pancaniti Motif Pancaniti. Pancaniti adalah nama tempat / bangsal dimana Sultan Maulana Hasanuddin menyaksikan para prajuritnya berlatih dilapangan.






Panembahan Motif Panembahan. Panembahan adalah nama Gelar Sultan Hasanudin dalam penataan Negara pada kejayaan keraton Kesultanan Banten.





Panjunan Motif Panjunan. Panjunan adalah nama sebuah perkampungan tempat pengrajin gerabah dan keramik di wilayah Kesultanan Banten.






Pasepen Motif Pasepen. Pasepen adalah nama tempat tata ruang Istana tempat Sultan Maulana Hasanuddin melakukan meditasi di Kesultanan Banten.






Pasulaman Motif Pasulamam. Pasulaman adalah nama tempat dimana para Pengrajin sulaman dilingkungan Kesultanan Banten.





Pejantren Motif Pejantren. Pejantren adalah nama tempat dimana para pengrajin tenunan di wilayah Banten.






Sebakingking Motif Sebakingking. Sebakingking adalah nama gelar Panembahan Sultan Maulana Hasanuddin dalam penyebaran Agama lslam.





Singayaksa Motif Singayaksa. Singayaksa adalah nama sebuah tempat, Sultan Hasanuddin Solat lstiharah memohon petunjuk Allah dalam mendirikan Keraton.






Srimanganti Motif Srimanganti. Srimanganti adalah nama tempat dimana Selasar yang menghungkan pendopo Kesultanan Banten untuk Raja / sultan menanti.






Wamilahan Motif Wamilahan. Wamilahan adalah nama sebuah perkampungan tempat pengrajin pembelah bambu dan tikar dilingkungan Istana.





Surosowan Motif Surosowan. Surosowan adalah nama tataruang tempat Menghadap raja / sultan Kesultanan Banten.





 
Berikut ini ada lagi 75 ragam hias Batik Banten yang direkonstruksi oleh Arkeolog Nasional:




Sekian ulasan kami akan Batik Banten. Terima kasih sudah mengunjungi blog kami!

-Salam Sprachklasse-

http://www.kotaserang.com/2013/08/batik-banten-seni-budaya-lokal-yang-mendunia.html
http://beckybek.wordpress.com/tag/batik/